Minggu, 20 November 2016

Sakit Ini Menghidupkan Jiwaku

Selamat bermalam senin teman,
Hari penuh semangat yah? Hari memulai aktivitas rutin mingguan.
Tapi jangan lupa jaga kesehatan, biar semua kerjaan tidak tertunda. Jangan contoh saya, saya suka makan makanan pedas, makan tidak teratur, mengunyah kurang halus, jadi banyak gangguan yang berhubungan dengan pencernaan yang saya alami.
Terakhir saya sudah berusaha untuk hidup sehat. Nah satu lagi yang penting tapi sering kita lupakan yaitu meminum air putih. Beberapa waktu yang lalu saya mulai mencoba mengurangi karbohidrat, supaya sehat plus nurunin berat badan yang sudah tidak terkontrol. Mulai minum air putih minimal 2 liter sehari. Rajin jalan kaki kalau pergi-pergi. Eh ga, kalau yang terakhir itu memang bakat dari orok. Saya ga bisa berkendara. Suka gagal fokus, makanya ga berani. Tapi bagus lah saya jadi rajin jalan.
Setelah sederet rutinitas jelek termasuk makan goreng-gorengan saya tinggalkan.
UUuhh Hempas cantik tuh bakwan, ngenes ya. Demi.., ini demi kesehatan. Saya ga mau mati muda. HIks..Stroke, hipertensi, asam urat apalagi itu ya? lupa. Pokoknya itu semua dialami papa.
Saya lihat betapa menderitanya beliau dengan penyakitnya. Hingga komplikasi jantung dan udem paru. Itu yang saya dengar dari mama, kebayang ga sih kalau orang terkasih kita harus mengurusi kita karena perilaku kita yang ga suka jaga kesehatan. Ini yang sedang saya sesali dan benahi. InshAllah, jalan saya dimudahkan. Aamiin.
Manajemen stress yang sedang saya usahakan saat ini. Karena stress juga bisa memicu asam lambung yang akan memperburuk fungsi saluran pencernaan saya. Terakhir kemaren, seperti biasa walau saya sudah jaga kesehatan sekitar 3 minggu, tapi yang namanya pedas belum bisa saya hindari. Mama masak makanan kesukaan saya, asam pedas ikan, temennya nenas. Uuft...jadi kangen. Setelah makan beberapa jam saya masih tidak apa-apa. Sampai saya tertidur.
Tiba-tiba saya terbangun, jam 1 atau jam 2 saya ga ingat pastinya. Perut saya kram. Perut kanan bawah. Nah ini kenapa? biasanya sakit perut dibawa tidur sembuh, ini terbangun karena sakit perut. Wah ga bener ini. Mau bangunin mama rasanya kok tega bener ya. Mama tidur pules gitu. Persediaan obat mag sudah habis. Sari kurma pun telas e. Piye iki? Hadeh..saya coba bikin larutan gula untuk menetralkan asam lambung. Ga ngefek. Sakitnya juga beda dari biasanya. Rasanya kram, seperti diplintir. Mungkin ambang nyeri tiap orang beda ya, saya termasuk pasien lebay. Karena nyeri yang pernah saya rasakan hanya liver injury induced by love Ahhayy..alay ne metu...
Jadi kepaksa bangunin mama setelah nahan sakit 2 jam. Sudah dekat subuh, jadi saya pikir ga apa. As ussual, mama panik. Saya jadi bingung, jadinya saya paksain senyum. Ga apa-apa ma. Bentar juga sembuh. Tapi ga manjur, mama maksa ngajak ke RS. Saya pasrah, bakal disuntik ini. Saya jadi panik, bukan karena nyeri perut tapi karena ngebayangin bakal ditubles. HIks..
Sampai di IGD coba melobi dokternya supaya ga disuntik, tapi akhirnya tetep diinjeksi karena emang ga kuat sakit. Dan ternyata tak seseram yang saya bayangin. Agak mending. Terus pulang.
Kambuh lagi. Sampai akhirnya harus dirawat. Saya nangis karena takut. Terus saya diabaikan. Saya lihat ada bayi yang juga diinfus. Saya pikir, saya harus lebih berani dari bayi itu. Saya pasrah. Saya inget hal lucu sambil nyanyi biar ga takut. Finally, infusnya dipasang dan tidak sakit. Yah, saya bohong. Pasti sakit, tapi tidak sesakit yang saya bayangin.
Sampai beberapa pemeriksaan, Taaddaaaa!!!! Operasi usus buntu...hahaha kali ini saya ingin kabur. Tapi sakit. Akhirnya pasrah lagi. Saya coba tertawa sampai mewek. lebay!! Serius ini. . " Tobat lah tih" Kata penasehat spiritual yang ada dalam hati saya. This is The right time. Saya coba memotivasi diri sendiri. "Ayo tih, ini hari kamis, hari yang baik untuk meninggal. Hujan lebat waktu yang baik untuk berdoa. Bla..bla..bla.." semua motivasi berloncatan dari mulut saya. And then datang perawat, ngukur tensi. Tekanan darah normal saya 110/70mmHg. Hasil cek seingat saya 130/90mmHg. Ternyata penyakit papa emang turun ke saya. Hipertensi, kalau saya sering stres ini bisa naik. Istighfar...Jaga hati...jaga pola hidup..."Jika Allah berkehendak Jadi, Maka jadi lah"...
" Masih mau membuat Allah cemburu? Jangan duakan dong. Selalu ingat padanya. Oke tih?"
Saya tersungkur...Saya menangis..Allah tidak hanya menghilangkan rasa sakit yang saya rasakan, Allah perlahan menghilangkan rasa takut yang sering saya khawatirkan. Dan bagian lain yang diobati Allah yaitu di seluk hati yang kosong. Saya kembali menangis..yah karena hanya menangis yang saya bisa.
Bahkan tangan saya yang kotor masih mau Allah rangkul dan selamatkan..

"Maka nikmat TUHAN yang mana lagi yang kau dustakan?"


Senin, 14 November 2016

Loving Fae

Shazfa menangis tersedu. Sudah lama sekali dia tidak menangis seperti hari ini. Rasa sesak, ingin berteriak, ingin berlari. Sayang kondisinya belum sembuh benar untuk berlari. Masalah proposal yang belum diterima sungguh menyita perhatian. Beberapa kali Shazfa harus ke luar kota. Tapi yang membuatnya menangis bukan itu. Mungkin beban ini terasa berat karena Shazfa merasa terpojok soal perasaannya terhadap Fae yang tak pernah ada kejelasan.
Dara bertanya padanya " Fa, lu nunggu apalagi sih? udah 2 tahun loh sejak Fae nyatain dia suka sama lu. Ga semua orang bisa bertahan selama itu tanpa kejelasan. Garis bawahi ya Fa, tanpa kejelasan. Gue temen lu, gue ga mau aja semua terlambat ketika lu nyadar kalau lu benar-benar sayang sama dia. Dan lu kembali sakit terus lu susah move on lagi, terus ceritanya berulang lagi. terus lu bilang kalau semua laki-laki itu sama. Lu yang buat hati lu sakit Fa. Maaf ya Fa. Gue tau rasanya jadi lu. Gue juga pernah dihianati seperti apa yang lu alami. Tapi bukannya itu emang cara tuhan untuk jauhin kita dari orang yang salah ya Fa. Jangan berlarut-larut gini dong. Kelamaan ini. Kasian sama hati lu yang sebenarnya udah lelah merasa sakit. Percaya sama gue ya Fa." Adara membelai rambut Shazfa yang menjuntai, sebagian ke wajahnya. Shazfa berbaring di sebelah Adara. Adara duduk bersandar pada kepala dipan.
Shazfa hanya terdiam, dalam hati dia membenarkan perkataan Dara. Adara sangat memahaminya. Mereka sudah berteman sejak kuliah. Apa yang dialami Shazfa terjadi dihadapannya. Dia tau seperti apa terpuruknya Shazfa saat itu. Satu minggu sebelum hari pernikahannya, Shazfa menemukan tunangannya bersama wanita lain. Hanya Tuhan yang tau apa yang terjadi saat itu. Beberapa undangan yang tidak sempat dihubungi perihal pembatalan acara, datang ke rumahnya. Berkali-kali keluarganya harus menceritakan pembatalan tersebut. Berhari-hari Shazfa menolak untuk ke luar rumah. Walau sudah berlalu, dia masih sering merasa pandangan mereka terhadapnya masih ada hubungannya dengan batalnya pernikahan.
Adara salah satu orang yang juga menyemangatinya untuk kembali bangkit. Beberapa bulan setelah itu, secara kebetulan Shazfa bertemu Faeyza. Mana mungkin Shazfa berfikiran kalau Faeyza lah yang dikirim tuhan untuknya. Bahkan sudah dua tahun berlalu rasa percaya itu belum dimilikinya.
"Sebenarnya gimana sih perasaan lu sama dia? Kadang gue yakin banget kalau lu sayang sama dia, tapi kadang sikap lu juga bikin ragu." Adara ikut berbaring di sisi Shazfa.
" Siapa sih yang ga cinta sama orang seperti Fae, ra. Dia dewasa dan ngemong banget. Lembut. Beberapa kali gue sengaja bikin dia kesel tapi dia ga kepancing. Emang umurnya emang udah matang sih. Beberapa tahun di atas gue umurnya. Tapi mencintai dengan rasa ingin dinikahi itu sesuatu yang berbeda Ra. "
" Ga ngerti gue Fa. Lu ga bisa menyederhanakan perasaan lu ya. Yang gue tau ya cuma cinta, ga ada rasa, sama benci doang. Tapi di hati lu bisa jadi seribet itu ya. Jangan-jangan lu cinta sama Arya? Atau?" Adara tiba-tiba merinding, berbalik memandang Shazfa, menyentuh bahunya. "Gue ga kebayang kalau lu diam-diam cinta sama pak Warman. Kan tipe idaman lu banget tu. Matang, ngemong, humoris, intelektual." Adara terhenti tidak bisa menahan tawanya. " Emang lu sepinter itu ya, sok intelek lu. Tau cara memperlakukan hati lu yang rapuh ya." Adara memeluk Shazfa karena menyadari candaannya tidak terdengar lucu bagi Shazfa.

" Lu kadang-kadang yang bikin gue bingung ra. Lu kenal gue berapa lama sih. Bisa ga sih lu bedain mana yang cinta antara laki-laki dan perempuan, mana yang cinta lainnya. Bahkan kalau ada orang kembar yang memiliki sifat yang sama, gue bisa nentuin sikap mana yang harus gue cintai. Karena posisi mereka di hati gue pasti beda. Dan ga semua kriteria yang gue ingin kan harus dimiliki laki-laki yang gue cintai kok. Gue tau kita sama-sama manusia yang punya kekurangan. Seperti gue mau dia memaklumi setiap kali gue bikin salah seperti itu juga gue mencoba memaklumi mereka di mata gue." Shazfa sesenggukan, tangisnya masih tersisa walau air matanya sudah tidak lagi ada.
"Gue pernah sayang banget sama orang gendut, karena hal yang sederhana. Dia tau cara memperlakukan gue. Gue juga pernah merasa takut banget kehilangan seseorang karena dia selalu sabar ngadepin gue. Jangan gara-gara umur gue yang udah masuk kategori wajib nikah, gue bisa langsung cinta sama setiap orang yang perhatian sama gue. Ga ra, gue cukup tau posisi gue kok. Dan gue tau hati gue. Mana yang cinta, mana yang rasa menghargai. Kalau gue kikuk ya itu karena gue aja yang ga bisa bersikap. Kenapa lu jadi mikir gue yang engga-engga sih." Suara Shazfa terdengar getir. Dia benar-benar terpojok dengan candaan Adara. Itu memang bukan lelucon yang pas saat ini.

"Maaf Fa." Adara menyesal dengan apa yang dikatakannya. Hanya satu kata itu yang mampu keluar dari mulutnya. Dan sebuah pelukan seorang sahabat.
"Gue Cinta sama Fae. Dia lebih dari ideal bagi gue. Karena itu gue kadang ragu apa rasa yang gue beri sama dia akan sebanding dengan apa yang dia berikan sama gue. Gue bukan ga yakin sama dia. Gue ga yakin sama diri gue sendiri." Shazfa menarik nafas dalam- dalam agar tidak menangis lagi. Setidaknya kini dia lega sudah menuangkan apa yang dirasakannya pada Adara.    

Rabu, 09 November 2016

Love At First Sight

" Jadi bagaimana, iya iya baik. Tar gue beliin" Shazfa hendak menutup pembicaannya ketika tiba- tiba.


Gubrrraakk tubuhnya hilang keseimbangan. Oh plis ini bukan sinetron kesayanganmu, tidak ada yang tiba-tiba menyambut tubuh Shazfa. Shazfa benar-benar terjatuh. Map yang dibawanya juga berserakan. Shazfa panik dan bergegas mengumpulkan mapnya. Baru dia sadar kalau ada yang salah dengan kakinya.

Shazfa baru hendak memeriksa kakinya ketika dia sadar ada yang mendekatinya.

Seorang laki-laki yang berusaha membantu mengumpulkan mapnya. Well, masih seperti sinetron ya? But It's ok. Laki-laki yang peduli dengan kesulitan orang lain memang masih ada.


" Kakinya bisa buat jalan mba?" Pertanyaan laki-laki itu membuat Shazfa dijalari rasa takut. Tubuhnya terasa dingin. Tadi memang rasanya sakit sekali. Laki-laki itu sudah mengumpulkan semua map Shazfa dan membantu Shazfa berdiri. Benar saja Shazfa berteriak ketika menyentuhkan kakinya di lantai. Padahal tidak memakai heels hari ini. Tapi kecelakaan tetap saja kecelakaan.


Shazfa dibantu laki-laki itu untuk berdiri, tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. " Dara, bentar ya, gue telpon lagi tar ya. Ga, gue ga apa-apa. ya makasih."


Faeyza Xavier itu adalah nama laki-laki yang menolong Shazfa tadi. Itu pertama kali mereka bertemu. Faeyza Xavier sering menjenguk Shazfa dan tetap mengunjunginya saat Shazfa mulai membaik kesehatannya. Faeyza laki-laki yang hangat pada semua orang, humoris juga seorang laki-laki yang cerdas. Mudah baginya untuk menarik perhatian Shazfa. Disitulah uniknya hubungan mereka, walaupun mereka sangat dekat sebenarnya mereka bukanlah pasangan kekasih. Faeyza pernah menyatakan kalau dia menyukai Shazfa, bahkan lebih dari itu. Tapi Faeyza tidak mengikat Shazfa dengan hubungan kekasih seperti kebanyakan orang.

 "Shazfa, benar banget kalau aku suka sama kamu. Bahkan lebih dari itu. Aku sudah banyak tanya tentang kamu pada Dara, Adara Ulani. Aku tau rasa sakit yang pernah kamu terima. Karena itu, aku ngasih tau perasaanku sama kamu. tapi aku ga nuntut kamu untuk jawab sekarang, besok bahkan tahun depan. Apa yang aku rasakan dan apa yang aku lakukan itu tulus. Kapanpun kamu punya jawabannya, aku siap mendengarkan apapun itu." Faeyza hanya ingin mengungkapkan perasaannya, bahkan sampai sekarang sudah 2 tahun berlalu Shazfa tetap belum siap untuk dinikahi Faeyza. Bahkan Shazfa tidak pernah menjawab perasaan Faeyza. Meraka tetap menjadi teman dekat, walau semua mengira mereka pacaran.


Faeyza tidak pernah mengungkit-ungkit atau meminta jawaban dari Shazfa, perlakuan Faeyza tetap sama tetap hangat dan perhatian. Tapi untuk membuat Shazfa mencintainya itu perkara lain. Mungkin dia pernah benar-benar terluka. Hingga kata percaya sulit keluar dari hatinya.



Sabtu, 10 September 2016

AgaR Tetap Fit SaaT UjiAn

Pagi Teman blogger..!

Musim ujian sudah lewat ya, ga apa- apa dong membahas masalah ujian. Itung- itung untuk menghadapi ujian selanjutnya. Ya ga?


Tadi malam saya nonton film jepang yang temanya pendidikan, sangat inspiratif. Saya mau bikin reviewnya sayang banget di situsnya tidak tertera judul film ini. Sayang banget kan? padahal ini film recommended banget. 

Fokus cerita film ini pada saat- saat menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Di negara Jepang sesuai dengan film ini menerapkan beberapa tahap ujian untuk masuk ke Universitas yang diinginkan. Jadi sama seperti kita saat menghadapi ujian, baik fisik maupun pikiran sudah terporsir banget. Eh tau- tau waktu ujian berlangsung kondisi kesehatan kita menurun. Ga mau dong? Beberapa tips yang saya tau yaitu:

1. Cukup Istirahat 

Setelah menjalani hari yang melelahkan dengan berbagai persiapan ujian. Belajar sampai larut malam. Bagi mereka yang berniat masuk ke perguruan tinggi biasanya akan belajar lebih giat. Mulai dari ikut kursus sampai mengulang lagi pelajarannya di rumah. Kalau sudah sampai hari H-nya lebih baik aktifitas belajar dikurangi. Gunakan hari- hari tersebut hanya untuk mengulang dan mengingat kembali bagian- bagian yang masih terasa mengganjal. Memorsir tenaga untuk belajar hanya akan membuat tubuh terlalu lelah dan akan mengurangi konsentrasi saat ujian. 

2. Jaga makanan


Belajar atau kesibukan memang sering membuat perut terasa penuh dan ga ingin untuk makan. Kita juga sering ga bisa mengatur makan tepat waktu akhirnya terserang mag. Stres menyebabkan lambung mengeluarkan asam lambung lebih banyak dari biasanya. Jadi kebayang dong kalau perut tidak diisi secara teratur. Sakit perut juga  akan mengurangi performa kita saat ujian. Cara terbaik yaitu dengan tetap mengambil makanan sesuai porsi makan biasa, terus dekatkan di tempat di mana kita nyaman belajar. Jadi sambil balik- balik buku atau ngotak atik lappy kita bisa nyambi makan. Kalau nasi dirasa terlalu berat bisa menggantinya dengan makanan pengganti nasi, seperti roti atau buah.

3. Hindari minuman yang memicu asam lambung

Minuman yang mengandung kopi, asam dan bersoda akan meningkatkan asam lambung sehingga bisa memicu gangguan lambung. 

Well, saya yakin sebagian besar kita sudah tau tentang ini. Saya hanya mengingatkan. :)
See you, And sukses selalu..!

 

Selasa, 23 Agustus 2016

MyC0Zy PlaCe

Hi, Selamat Datang!

Hi..Salam kenal dan salam sukses selalu. Admin mengucapkan terimakasih sebanyak- banyaknya kepada teman- teman blogger yang sudah mau berkunjung ke blog ini. Apalagi yang mau meninggalkan jejak commentnya, hatur nuhun sanget! 

Ini pengalaman pertama bagi saya untuk berkecimpung di dunia blogging. Saya mendirikan blog ini sudah sejak November 2010. Awal berdirinya tempat ini, sebagai tempat menyalurkan hasrat saya untuk menulis. Walaupun kemampuan menulis tidak terlalu canggih. Tapi keberadaan tempat ini cukup mengobati keinginan saya untuk menulis. Ada atau tidak adanya pemirsa, tak jadi soal yang penting menulis. Hidup menulis! hehe

Santai saja, teman- teman boleh berkunjung ke bilik- bilik lain di setiap sudut blog ini. Jangan sungkan- sungkan. Kalau bermanfaat bisa diterapkan, jika merasa ada yang salah saya mohon diberi saran dan dimaafkan.




Terima kasih,




 Ratih Woro

Jumat, 19 Agustus 2016

EverYonE Has A sTorY

      " Mbak Shazfa, dipanggil pak Warman tu" Lira mengintip dari balik pintu. Shazfa yang sibuk membuat laporan bulanan mengalihkan pandangannya lurus ke arah pintu yang ada di hadapannya. Shazfa mengambil ponsel lalu bangkit dari kursinya. Dia menoleh ke meja melihat apa yang harus dibawanya ke ruangan pak Warman. Seingatnya sudah tidak ada. 

Shazfa membuka pintu ruangannya dengan satu kali sentakan. Menoleh ke ruangan lain. Tidak ada satupun yang berjalan ke luar. Lira baru saja dari ruangan pak Warman, mungkin memberikan hasil laporan pameran minggu lalu. Setelah melewati ruangan Lira pintu berikutnya adalah ruangan pak Warman. Shazfa sedikit ragu mengetuk ruangan beliau. Baru hendak mengangkat tangan ingin mengetuk pintu, tiba- tiba pintu terbuka.

     " Shazfa, mau ketemu sama bapak ya? Bapak lagi shalat. Yuk silahkan masuk " Bu Zahrany yang tampak segar dengan baju berwarna tosca tersenyum, memamerkan sederet gigi putih. Di usianya yang sudah tidak muda bu Zahrany masih terlihat cantik dan bersemangat. 

      " Tidak apa- apa bu, nanti saja saya balik lagi " Shazfa sungkan karena harus menghalangi bu Zahrany yang sudah berniat pulang. Seperti biasa bu Zahrany mengantarkan makan siang untuk pak Warman. Mereka tetap mengusahakan makan bersama walau sibuk dengan urusan masing- masing. Kali ini bu Zahrany datang lebih awal dari biasanya.  

     " Sudah ayo masuk " bu Zahrany merangkul bahu Shazfa membawanya masuk ke dalam ruangan pak Warman. Shazfa tidak bisa mengelak. Dia mengikuti bu Zahrany masuk. Dan duduk di sebelah bu Zahrany. " Jadi gimana kabarnya sekarang? " bu Zahrany membuka pembicaraan.

     " Alhamdulillah, sehat bu. Malu sama ibu yang kelihatan bugar terus. Awet muda " Shazfa tersenyum ke arah bu Zahrany.

     " Si siapa itu, Haduh. Yang sering datang nyariin kamu itu lho. Bagaimana kabarnya sekarang? " bu Zahrany tertawa, menertawakan dirinya yang sudah mulai pelupa. Sambil masih memegang kepalanya mengingat sebuah nama.

     " Faeyza Xavier bu. Dia alhamdulillah baik bu" Shazfa ikut tertawa.
    " Lha ibu ga salah dong, namanya aja yang keangelan. Susah diingat. Bikin nama kok ya susah- susah. Tapi ga penting ya, yang penting orangnya baik" 

     " Shazfa " pak Warman sudah balik dari musala. " Saya manggil tadi cuma mau nanya, bagaimana kelanjutan proposal kemaren. Tadi saya sudah tanya Lira dia bilang belum ada yang menghubungi dia. Makanya saya tanya kamu " pak Warman adalah atasan saya. Dia orang yang hangat seperti seorang ayah. Orang yang perhatian seperti seorang sahabat. Seorang yang bijak sebagai atasan. Seorang yang terbuka sebagai penasehat. Makanya beliau tidak segan- segan membawakan ice cappucino kemaren lusa. Saat Shazfa butuh penenang. Bukan hanya pada Shazfa, dia memperlakukan semuanya dengan cara yang sama. Semua staff di perusahaan asuransi ini menghormati beliau. 

     " Belum pak. Tadi saya sudah confirmasi lagi tapi memang mereka sedang mempelajari lagi program yang kita tawarkan. Saya juga sudah menawarkan diri untuk tidak sungkan- sungkan menghubungi saya jika masih ada yang harus ditanyakan lebih jauh ". Shazfa menjelaskan. Shazfa berusaha tidak menyinggung masalah kemaren, karena Shazfa yakin memang bukan itu hanya hal pribadi yang menahan Arya untuk berinvestasi. Sebagai pengusaha pasti banyak hal yang harus dipertimbangkannya. 

     " Oh, ya ga apa- apa kalau gitu. Kasih mereka waktu untuk berpikir. Tunggu sampai beberapa hari lagi " pak Warman mengangguk- angguk sambil memegang dagunya. Entah apa yang dipikirkannya. " Kalau begitu siapkan pertemuan dengan Pak Irsyad Afandi, untuk sementara skip dulu pak Arya. Orangnya gampang goyah. Sulit juga ke depannya. Kalau pak Irsyad sudah lebih stabil tapi dikhawatirkan dia sudah mempercayakan ke perusahaan yang lebih bonafit. Ya, ga ada salahnya mencoba Shazfa. Jangan menyerah. Kalau mendapat kendala di lapangan langsung laporkan saja. Kita diskusikan lagi seperti apa " Pak Warman menoleh ke arah istrinya. Meraih tangannya lalu menggenggamnya hangat. Itu pemandangan yang biasa kami lihat. Di usia seperti ini mereka masih terlihat seperti masih pacaran.

Banyak pelajaran yang saya dapat dari pak Warman, tentang keharmonisannya dengan bu Zahrany salah satunya. Sekali beliau bercerita pak warman bisa menjadi seperti sekarang ini berkat dukungan bu Zahrany. Apalagi pak Warman menyaksikan bu Zahrany hampir meregang nyawa saat melahirkan anak mereka satu- satunya. Melihat pengabdian bu Zahrany yang tidak pernah bosan menyediakan makanan untuknya sesibuk apapun dia. Beliau akan jatuh cinta dan menemukan alasan untuk tetap mencintai istrinya setiapkali memandang wajahnya. 

It's Perfect love i ever seen. Dan hatiku hangat setiapkali berada bersama mereka. 




HapPy PhoTograpHy Day

Happy Photography day semua...!!

Buka fb tau- tau diberi ucapan selamat merayakan 117 tahun fotografi. Hari di mana ditemukannya fotografi.

Bagi saya dan mungkin juga sebagian penduduk dunia sangat bersyukur ada yang menemukan teknologi canggih. Entah itu photo, entah itu telpon atau alat- alat canggih lain. Kebayang aja kalau ga ada yang pernah menemukan Photo, kertas photo cameranya atau apalah itu alat yang bisa digunakan untuk mengabadikan kenangan. Bagaimana kita bisa menyimpan dan melihat kembali kenangan kita bersama orang- orang yang telah jauh meninggalkan kita. Masa- masa yang tidak akan pernah kembali lagi.


Cahaya dalam Kegelapan





Photography seperti secercah cahaya di kegelapan. Kita bisa melihat dunia luar sengan mudah. Melihat betapa indah dunia di luar sana. Bahkan tempat- tempat yang tidak mungkin dan tidak akan kita kunjungi tetapi telah kita nikmati keindahannya.

Photograpy memungkin kita untuk mempromosakan suatu produk barang atau jasa. Memperkenalkan aktifitas- aktifitas menarik yang mungkin tidak akan mungkin kita lakukan.

Menulis tentang hari ini hanya untuk mengenang dan berterima kasih untuk hari ini.